Sabtu, 07 Mei 2011

Breakin' my Dawn

Aku bersanding dengan pekatnya malam ketika beberapa rasi bintang menatapku.
Langit begitu karismatik.
Keindahannya adalah sebuah akumulasi dari kemewahan angkasa, ketenangan jiwa, dan kebenaran arah.
Aku menantang terangnya bintang Vega di Lyra
Orion tak henti-hentinya berkaborasi untuk berkelip
Seakan saling berkomunikasi dengan kode Morse.
Cahaya mereka mampu mereduksi sepiku
Aku mengaguminya
Mereka bertanya "ada apa denganmu?"
Diamku menginfeksi kelamnya malam membuat mereka semakin ribut bertanya
Aku hanya meletakkan topiku hormat pada mereka
Mereka terbiasa khawatir dengan rasa dingin yang semakin erat memelukku
Rumput yang kupijak semakin harum dan basah
Ketika mereka berorbit, Aku menutup mataku dan meletakkan pertanyaan di benakku kenapa aku tidak dapat memikirkan apa pun?
Apa yang mengeruhkan separuh jiwaku?
"kau perlu teman.." tegurnya kepadaku
Aku menggigit bibirku
"kau mengharu karena merindu" tambahnya lagi.
Gairahku menghela tiba-tiba
Kerlipnya berseru padaku "jadi kau berjaga karenanya.."
Mereka mengerut mendapati fikiranku seperti sebuah labirin terkelam yang pernah mereka lihat.
"Aku sangat merindukannya" akhirnya aku berkata
"Berlarilah!" serunya "seperti bintang jatuh yang berlomba dengan sinar kosmik untuk sampai ke Bumi mu. Cobalah keluar dari labirinmu sendiri. Meski nantinya kita mengetahui ceritamu, tapi kami tetap tidak tahu bagaimana takdirmu."
Aku masih melayang dan terdiam
Merenungi kata-kata mereka
Malam kemudian berubah menjadi ekplisit.
"Kau tepatnya yang dapat menentukan takdirmu sendiri. Berdamailah..." pesan akhirnya.

Kemudian kerlipnya pun hilang perlahan. Pagi datang menjemputku. Dan aku tersadar dengan pelan kembali untuk pulang.
-Breakin' my Dawn-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar